2024-09-10
Kementerian Pertahanan Korea Selatan telah mengerahkansistem anti-dronedi lokasi-lokasi penting untuk melawan ancaman drone Korea Utara. Langkah ini dilakukan setelah insiden pada bulan Desember 2022 ketika lima drone Korea Utara melintasi perbatasan yang dijaga ketat ke wilayah udara Korea Selatan, termasuk Seoul. Meskipun ada upaya untuk menetralisir drone tersebut, militer Korea Selatan gagal mencegatnya, sehingga meningkatkan kekhawatiran tentang kesiapan negara tersebut untuk menghadapi ancaman di masa depan.
Militer Korea Selatan mengerahkan sistem anti-drone baru, yang menggabungkan teknologi radar canggih dan pengacau sinyal drone untuk mendeteksi, melacak, dan menonaktifkan kendaraan udara tak berawak (UAV) yang tidak sah, sehingga menyediakan mekanisme pertahanan yang kuat untuk area penting seperti fasilitas pemerintah, militer. instalasi, dan kota-kota besar seperti Seoul. Militer berencana memasang sekitar 20 sistem di bawah Komando Pertahanan Ibu Kota dan wilayah strategis lainnya untuk melindungi aset penting nasional.
Korea Selatan sedang mengembangkansistem anti-droneuntuk memperkuat infrastruktur pertahanannya di tengah meningkatnya ketegangan dengan Korea Utara. Korea Utara telah mengembangkan teknologi drone-nya, dan Kim Jong-un secara pribadi mengawasi pengujian "drone bunuh diri" yang dirancang untuk serangan gaya kamikaze. Perkembangan ini telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan Korea Selatan dan komunitas pertahanan internasional, karena senjata ini dapat digunakan dalam serangan militer dan teror.
Insiden pada bulan Desember 2022 di Korea Selatan mengungkap kesenjangan dalam sistem pertahanan udaranya, mengungkapkan kesenjangan dalam kemampuan negara tersebut untuk menetralisir drone Korea Utara. Drone tersebut melanggar wilayah udara Korea Selatan, mempermalukan militer dan menandakan perlunya tindakan baru. Pengenalan sistem anti-drone diharapkan dapat meningkatkan kemampuan negara dalam menanggapi ancaman serupa di masa depan. Komponen radar dalam sistem akan memainkan peran penting dalam mendeteksi drone, bahkan yang beroperasi pada ketinggian dan kecepatan rendah. Kemampuan jamming sistem dapat mengganggu sinyal antara drone dan operatornya, sehingga menetralisir ancaman. Pendekatan komprehensif ini sangat penting karena drone Korea Utara menjadi lebih canggih dan dilengkapi dengan kemampuan siluman.
Korea Selatan sedang mengerahkansistem anti-dronedi zona prioritas tinggi sebagai bagian dari upaya yang lebih besar untuk meningkatkan kesiapan militernya. Penelitian dan pengembangan lebih lanjut direncanakan untuk mengadaptasi sistem untuk melawan ancaman drone tingkat lanjut. Investasi ini tidak hanya melindungi warga negara dan infrastruktur tetapi juga menandakan respons yang kuat terhadap provokasi Korea Utara.